Senin, 16 Januari 2017

Alun-Alun Kidul Yogyakarta

1       Yogyakarta view
Alun-alun Kidul Yogyakarta

Sejarah Alun-alun Kidul Yogyakarta

Dalam tata arsitektur tradisional Jawa dikenal istilah Catur Gatra Tunggal, artinya empat elemen dalam satu kesatuan. Hal ini bisa disaksikan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tempat berdirinya keraton, masjid, alun-alun, dan pasar. Masing-masing sebagai pusat kekuasaan, ibadah, kegiatan rakyat, dan ekonomi. Yogyakarta mempunyai dua alun-alun, satu ada di depan keraton yang disebut Alun-Alun Utara (alun-alun lor), satu lagi ada di belakang yang disebut Alun-Alun Selatan (alun-alun kidul). Letak keraton Yogyakarta sendiri berada di sebuah garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Parangtritis.
Halaman belakang kediaman Raja Jogja ini merupakan tempat sarat cerita. Dua folklore paling akrab dengan alun-alun kidul adalah tentang keberadaannya yang dibangun agar belakang keraton nampak seperti bagian depan sehingga tidak membelakangi laut selatan yang dijaga oleh Ratu Kidul yang konon punya hubungan magis dengan Raja Mataram. Cerita kedua adalah mitos melewati ringin kembar dengan mata tertutup. Permainan ini bernama masangin, singkatan dari masuk dua beringin.
Aturan mainnya sangat sederhana, kita hanya perlu menutup mata lalu berjalan lurus sekitar 20 meter dari depan Sasono Hinggil menuju tengah-tengah ringin kurung (dua beringin di tengah alun-alun). Itu saja. Namun lihatlah, tak mudah rupanya. Banyak sekali orang yang berusaha berjalan lurus tapi malah berbelok ke berbagai arah, jauh dari tujuan. Tentu saja berjalan tanpa melihat pasti jauh lebih sulit ketimbang bila ada obyek yang terlihat. Dipercaya, hanya orang berhati bersih yang bisa tembus melewatinya. Dalam pengertian yang lebih luas, permainan ini menyampaikan pesan bahwa untuk mencapai apa yang diinginkan, maka kita harus berusaha keras dan tetap menjaga kebersihan hati.
Asal-usul masangin bermula dari ritual topo bisu mubeng beteng (mengitari benteng) di malam 1 Suro yang berakhir dengan melewati ringin kurung. Konon ada rajah di antara kedua beringin tersebut yang berfungsi untuk menolak bala yang berusaha mendatangi Keraton Jogja. Sehingga, hanya orang yang bersih hati dan tak berniat buruk yang bisa lolos. Untuk mencoba permainan ini, kita bisa menyewa penutup mata seharga Rp 5.000. Di luar mitos, permainan ini kini menjadi ikon alun-alun kidul dan mendatangkan rejeki bagi para pedagang di sekitarnya.
Di alun-alun kidul, tak hanya masangin yang bisa kita lakukan. Tempat yang dulunya dipakai untuk berlatih para prajurit kerajaan ini, sekarang telah bertransformasi menjadi ruang publik yang riuh pengunjung. Berbagai kalangan dan usia bercampur menjadi satu. Sore hari kira-kira pukul lima, anak-anak kecil dengan diantar orang tuanya datang bermain, berlarian mengejar ratusan gelembung sabun yang ditiup penjajanya, atau berteriak-teriak melambaikan tangan memanggil layang-layang aneka rupa di angkasa. Sementara di pinggir alun-alun, para pedagang tengah bersiap-siap, menggelar tikar menunggu tamu datang. Beranjak malam, suasana berubah. Anak-anak kecil telah pulang digantikan muda-mudi yang datang untuk menghabiskan malam. Semakin malam suasana semakin ramai. Sepeda tandem dan odong-odong berlampu menjadi favorit pengunjung. Kita bisa berkeliling alun-alun dengan menyewa sepeda tandem seharga Rp 15.000 dan Rp 30.000 untuk odong-odong penuh lampu yang bisa muat hingga 6 orang. Sambil berolahraga malam mengayuh pedal, menjadi sensasi tersendiri saat kita mengemudikannya menerobos kemacetan jalanan.

Lelah bermain, mari beristirahat. Duduk santai di atas gelaran tikar sambil memesan kudapan. Jagung bakar aneka rasa ditemani hangatnya jahe dari wedang ronde menjadi pilihan ciamik. Belum cukup? Tambahkan roti bakar dan wedang bajigur ke dalam daftar pesanan. Dua minuman khas Jogja ini sangat tepat dinikmati di area jantung kekuasaan Kerajaan Mataram. Alun-alun kidul memang bukan lagi tempat sepi penenang hati, tapi suasananya yang beraura riang membuat kita merasa senang. Bila kita datang di hari Sabtu pada minggu kedua setiap bulan, di Sasono Hinggil Dwi Abad digelar pertunjukan wayang kulit. Tapi sebaiknya kita mempersiapkan diri karena pertunjukan ini digelar semalam suntuk. Nah, mau coba?

Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Alun-Alun Kidul

Masangin

Hal pertama dan utama yang wajib kamu lakukan saat berkunjung ke Alkid adalah melakukan permainan masangin. Aturan mainnya sangat sederhana, yakni kamu harus berjalan kaki dari ujung alun-alun hingga melintasi 2 ringin kurung (beringin kembar yang ada di tengah alun-alun) dengan mata tertutup. Sepintas hal ini terlihat sangat mudah. Namun percayalah, masangin tidak semudah kelihatannya. Rata-rata orang memerlukan lebih dari 1 kali percobaan sebelum bisa melewati pohon beringin. Biasanya mereka bukannya melintasi ringin kurung melainkan berbelok jauh. Berdasarkan mitos yang dipercayai masyarakat, konon hanya mereka yang bersih hatinya yang bisa melintas dengan sukses pada percobaan pertama.

Naik Sepeda Tandem & Odong-odong

Salah satu hal yang menjadikan Alkid begitu semarak di malam hari adalah keberadaan sepeda tandem dan becak wisata atau odong-odong. Berhiaskan lampu warna-warni dan didekor secara menarik, dua alat trasnportasi ini akan menemanimu mengitari alun-alun. Cukup merogoh kocek sekitar Rp 15.000 – Rp 30.000, kamu sudah bisa menyewa sepeda tandem atau odong-odong. Mengayuh sepeda tandem atau odong-odong di tengah kemacetan jalan dan lalu lalang orang akan menjadi pengalaman yang mengasyikkan.

Ngangkring & Lesehan

Salah satu cara menikmati Alun-alun Kidul adalah dengan jajan di angkringan atau duduk lesehan di selembar tikar. Sembari menikmati makanan yang sudah dipesan, kamu bisa bercakap soal apa saja mulai dari dosen killer, tugas yang menumpuk, kuliah yang tak kunjung usai, cinta yang ditolak, hingga sok serius membahas negara. Taburan gemintang di langit malam serta udara dingin yang mulai merasuk akan menjadikan malammu di Alkid semakin romantis.

Wisata Kuliner
Selain makanan yang dijajakan oleh penjual angkringan dan warung-warung lesehan, di Alkid juga terdapat penjaja makanan lain seperti wedang ronde, tempura, es goreng, cilok, dan jajanan lainnya. Tak ada salahnya untuk mencicipi aneka jajanan yang akan mengingatkan pada masa kanak. Deretan café dan warung kopi yang ada di Alun-alun Kidul pun bisa kamu datangi. Jika kamu ke Alkid pada siang hari, silahkan mampir ke Warung Handayani di jalan menuju Plengkung Gading. Di warung ini kamu akan menjumpai brongkos yang benar-benar leker!

Lokasi Alun-Alun Kidul

Sesuai dengan namanya, Alun-Alun Kidul, lapangan ini terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, tepatnya di Jl. Alun-Alun Kidul, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Harga Tiket

Alun-alun Kidul merupakan area publik yang bisa diakses oleh siapa pun. Jadi kamu tidak perlu membayar tiket. Jika ingin berwisata ke tempat ini kamu hanya perlu menyiapkan uang untuk membayar parkir, jajan, menyewa penutup mata, atau menyewa sepeda tandem dan becak hias.

Tempat Wisata dan Lokasi Asyik di Sekitar Alun-Alun Kidul

Keraton Yogyakarta

Salah satu alasan utama keistimewaan Jogja adalah keberadaan Keraton Yogyakarta yang masih menjadi tempat tinggal Sultan dan keluarganya hingga kini. Tempat yang menjadi detak jantung kebudayaan Jawa ini memiliki koleksi beragam benda dengan nilai historis tinggi yang bisa kamu nikmati. Saat berkunjung ke keraton kamu juga bisa berinteraksi dengan para abdi dalem dalam balutan busana Jawa serta melihat pertunjukan seni.

Taman Sari

Kalau kamu ingin mencari lokasi yang asik untuk berfoto-foto, Tamansari wajib masuk dalam daftar. Bangunan cagar budaya ini memiliki desain yang sangat cantik, perpaduan dari arsitektur jawa dan Eropa. Kolam pemandian yang eksotik, lorong-lorong yang cantik, serta masjid bawah tanahnya yang unik menjadi objek bidikan yang menarik. Dari Alkid, Tamansari bisa dicapai dengan jalan kaki atau naik becak.

Plengkung Gading

Plengkung Gading merupakan bagian dari beteng pertahanan Keraton Jogja yang dibangun ratusan tahun lalu. Bagian bawah Plengkung Gading yang menyerupai lorong berukuran kecil menjadi jalan bagi kendaraan yang melintas, sedangkan bagian atasnya berupa tempat yang cukup lapang. Jika kamu berdiri di atap Plengkung Gading pada sore hari kamu bisa menyaksikan pemandangan senja yang indah.

Kuliner di Sekitar Alun-alun Kidul

Brongkos Handayani

Brongkos Handayani atau yang lebih dikenal dengan nama Brongkos Alkid terletak di salah satu sudut Alkid, tepatnya di ruas jalan menuju Plengkung Gading. Warung yang eksis sejak tahun 1960-an ini menyajikan brongkos dengan resep rahasia sehingga rasanya istimewa. Selain itu, warung yang buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga habis ini juga menjual soto ayam dan nasi pecel yang tak kalah lezatnya.


Angkringan Wijilan

Meski bernama angkringan, tempat ini tidak menyerupai angkringan pada umumnya. Angkringan Wijilan memiliki tempat yang luas, terbagi menjadi area lesehan dan area kursi. Selain menu sego kucing, disini juga ada tambahan menu lain seperti pecel, oseng-oseng kikil, oseng-oseng teri, aneka sate, dan banyak menu lainnya. Lokasinya yang strategis dan tempatnya yang cozy menjadikan angkringan ini sebagai salah satu tempat nongkrong asyik di Jogja kala malam.

Gudeg Wijilan

Kalau kamu ingin mencicipi makanan khas Jogja satu ini, kamu bisa pergi ke kawasan Wijilan yang tidak jauh dari Alun-alun Kidul. Di ruas jalan seusai Plengkung Wijilan ini terdapat banyak penjual gudeng baik yang menjualnya di emperan maupun di dalam restaurant. Soal rasa dijamin joss. Kamu bisa memilih sendiri gudeg siapa yang ingin kamu makan.

Bakmi Pak Pele

Terletak di Timur Pagelaran Kraton, Alun-alun Utara (depan SD Keputran), Bakmi Pak Pele menjadi salah satu warung bakmi legendaris di Jogja. Meski hanya berupa warung tenda, cita rasa Bakmi Pak Pele bisa diadu. Warung ini menyediakan bakmi goreng, bakmi godhog, bakmi nyemek, nasi goreng, dan magelangan. Berbeda dengan bakmi di tempat lain yang mienya di campur, di warung ini kamu bisa memilih bakmi kuning maupun bakmi bihun. Citarasa Bakmi Pak Pele cenderung gurih dan manis, sesuai dengan lidah orang Jogja.



                                               Contoh Foto di Wisata Alun-alun Kidul

8.1 alaun-alun kidul
8.2 alun-alun kidul


8.3 alun-alun kidul

8.4 alun-alun kidul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar