1 Yogyakarta view
Alun-alun Kidul Yogyakarta
Sejarah Alun-alun Kidul
Yogyakarta
Dalam tata arsitektur
tradisional Jawa dikenal istilah Catur Gatra Tunggal, artinya empat elemen
dalam satu kesatuan. Hal ini bisa disaksikan di Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat tempat berdirinya keraton, masjid, alun-alun, dan pasar.
Masing-masing sebagai pusat kekuasaan, ibadah, kegiatan rakyat, dan ekonomi.
Yogyakarta mempunyai dua alun-alun, satu ada di depan keraton yang disebut
Alun-Alun Utara (alun-alun lor), satu lagi ada di belakang yang disebut
Alun-Alun Selatan (alun-alun kidul). Letak keraton Yogyakarta sendiri berada di
sebuah garis imajiner yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Keraton, dan
Pantai Parangtritis.
Halaman belakang
kediaman Raja Jogja ini merupakan tempat sarat cerita. Dua folklore paling
akrab dengan alun-alun kidul adalah tentang keberadaannya yang dibangun agar
belakang keraton nampak seperti bagian depan sehingga tidak membelakangi laut
selatan yang dijaga oleh Ratu Kidul yang konon punya hubungan magis dengan Raja
Mataram. Cerita kedua adalah mitos melewati ringin kembar dengan mata tertutup.
Permainan ini bernama masangin, singkatan dari masuk dua beringin.
Aturan mainnya sangat
sederhana, kita hanya perlu menutup mata lalu berjalan lurus sekitar 20 meter
dari depan Sasono Hinggil menuju tengah-tengah ringin kurung (dua beringin di
tengah alun-alun). Itu saja. Namun lihatlah, tak mudah rupanya. Banyak sekali
orang yang berusaha berjalan lurus tapi malah berbelok ke berbagai arah, jauh
dari tujuan. Tentu saja berjalan tanpa melihat pasti jauh lebih sulit ketimbang
bila ada obyek yang terlihat. Dipercaya, hanya orang berhati bersih yang bisa
tembus melewatinya. Dalam pengertian yang lebih luas, permainan ini
menyampaikan pesan bahwa untuk mencapai apa yang diinginkan, maka kita harus
berusaha keras dan tetap menjaga kebersihan hati.
Asal-usul masangin
bermula dari ritual topo bisu mubeng beteng (mengitari benteng) di malam 1 Suro
yang berakhir dengan melewati ringin kurung. Konon ada rajah di antara kedua
beringin tersebut yang berfungsi untuk menolak bala yang berusaha mendatangi
Keraton Jogja. Sehingga, hanya orang yang bersih hati dan tak berniat buruk
yang bisa lolos. Untuk mencoba permainan ini, kita bisa menyewa penutup mata
seharga Rp 5.000. Di luar mitos, permainan ini kini menjadi ikon alun-alun
kidul dan mendatangkan rejeki bagi para pedagang di sekitarnya.
Di alun-alun kidul, tak
hanya masangin yang bisa kita lakukan. Tempat yang dulunya dipakai untuk
berlatih para prajurit kerajaan ini, sekarang telah bertransformasi menjadi
ruang publik yang riuh pengunjung. Berbagai kalangan dan usia bercampur menjadi
satu. Sore hari kira-kira pukul lima, anak-anak kecil dengan diantar orang
tuanya datang bermain, berlarian mengejar ratusan gelembung sabun yang ditiup
penjajanya, atau berteriak-teriak melambaikan tangan memanggil layang-layang
aneka rupa di angkasa. Sementara di pinggir alun-alun, para pedagang tengah
bersiap-siap, menggelar tikar menunggu tamu datang. Beranjak malam, suasana
berubah. Anak-anak kecil telah pulang digantikan muda-mudi yang datang untuk
menghabiskan malam. Semakin malam suasana semakin ramai. Sepeda tandem dan
odong-odong berlampu menjadi favorit pengunjung. Kita bisa berkeliling
alun-alun dengan menyewa sepeda tandem seharga Rp 15.000 dan Rp 30.000 untuk
odong-odong penuh lampu yang bisa muat hingga 6 orang. Sambil berolahraga malam
mengayuh pedal, menjadi sensasi tersendiri saat kita mengemudikannya menerobos
kemacetan jalanan.
Lelah bermain, mari
beristirahat. Duduk santai di atas gelaran tikar sambil memesan kudapan. Jagung
bakar aneka rasa ditemani hangatnya jahe dari wedang ronde menjadi pilihan
ciamik. Belum cukup? Tambahkan roti bakar dan wedang bajigur ke dalam daftar
pesanan. Dua minuman khas Jogja ini sangat tepat dinikmati di area jantung
kekuasaan Kerajaan Mataram. Alun-alun kidul memang bukan lagi tempat sepi
penenang hati, tapi suasananya yang beraura riang membuat kita merasa senang.
Bila kita datang di hari Sabtu pada minggu kedua setiap bulan, di Sasono
Hinggil Dwi Abad digelar pertunjukan wayang kulit. Tapi sebaiknya kita
mempersiapkan diri karena pertunjukan ini digelar semalam suntuk. Nah, mau coba?
Aktivitas Yang Bisa
Dilakukan Di Alun-Alun Kidul
Masangin
Hal pertama dan utama
yang wajib kamu lakukan saat berkunjung ke Alkid adalah melakukan permainan
masangin. Aturan mainnya sangat sederhana, yakni kamu harus berjalan kaki dari
ujung alun-alun hingga melintasi 2 ringin kurung (beringin kembar yang ada di
tengah alun-alun) dengan mata tertutup. Sepintas hal ini terlihat sangat mudah.
Namun percayalah, masangin tidak semudah kelihatannya. Rata-rata orang
memerlukan lebih dari 1 kali percobaan sebelum bisa melewati pohon beringin.
Biasanya mereka bukannya melintasi ringin kurung melainkan berbelok jauh.
Berdasarkan mitos yang dipercayai masyarakat, konon hanya mereka yang bersih
hatinya yang bisa melintas dengan sukses pada percobaan pertama.
Naik
Sepeda Tandem & Odong-odong
Salah satu hal yang
menjadikan Alkid begitu semarak di malam hari adalah keberadaan sepeda tandem
dan becak wisata atau odong-odong. Berhiaskan lampu warna-warni dan didekor
secara menarik, dua alat trasnportasi ini akan menemanimu mengitari alun-alun.
Cukup merogoh kocek sekitar Rp 15.000 – Rp 30.000, kamu sudah bisa menyewa
sepeda tandem atau odong-odong. Mengayuh sepeda tandem atau odong-odong di
tengah kemacetan jalan dan lalu lalang orang akan menjadi pengalaman yang
mengasyikkan.
Ngangkring
& Lesehan
Salah satu cara
menikmati Alun-alun Kidul adalah dengan jajan di angkringan atau duduk lesehan
di selembar tikar. Sembari menikmati makanan yang sudah dipesan, kamu bisa
bercakap soal apa saja mulai dari dosen killer, tugas yang menumpuk, kuliah
yang tak kunjung usai, cinta yang ditolak, hingga sok serius membahas negara.
Taburan gemintang di langit malam serta udara dingin yang mulai merasuk akan
menjadikan malammu di Alkid semakin romantis.
Wisata
Kuliner
Selain makanan yang
dijajakan oleh penjual angkringan dan warung-warung lesehan, di Alkid juga
terdapat penjaja makanan lain seperti wedang ronde, tempura, es goreng, cilok,
dan jajanan lainnya. Tak ada salahnya untuk mencicipi aneka jajanan yang akan
mengingatkan pada masa kanak. Deretan café dan warung kopi yang ada di
Alun-alun Kidul pun bisa kamu datangi. Jika kamu ke Alkid pada siang hari,
silahkan mampir ke Warung Handayani di jalan menuju Plengkung Gading. Di warung
ini kamu akan menjumpai brongkos yang benar-benar leker!
Lokasi Alun-Alun Kidul
Sesuai dengan namanya,
Alun-Alun Kidul, lapangan ini terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta,
tepatnya di Jl. Alun-Alun Kidul, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Harga Tiket
Alun-alun Kidul
merupakan area publik yang bisa diakses oleh siapa pun. Jadi kamu tidak perlu
membayar tiket. Jika ingin berwisata ke tempat ini kamu hanya perlu menyiapkan
uang untuk membayar parkir, jajan, menyewa penutup mata, atau menyewa sepeda
tandem dan becak hias.
Tempat Wisata dan
Lokasi Asyik di Sekitar Alun-Alun Kidul
Keraton
Yogyakarta
Salah satu alasan utama
keistimewaan Jogja adalah keberadaan Keraton Yogyakarta yang masih menjadi
tempat tinggal Sultan dan keluarganya hingga kini. Tempat yang menjadi detak
jantung kebudayaan Jawa ini memiliki koleksi beragam benda dengan nilai
historis tinggi yang bisa kamu nikmati. Saat berkunjung ke keraton kamu juga
bisa berinteraksi dengan para abdi dalem dalam balutan busana Jawa serta
melihat pertunjukan seni.
Taman
Sari
Kalau kamu ingin
mencari lokasi yang asik untuk berfoto-foto, Tamansari wajib masuk dalam
daftar. Bangunan cagar budaya ini memiliki desain yang sangat cantik, perpaduan
dari arsitektur jawa dan Eropa. Kolam pemandian yang eksotik, lorong-lorong
yang cantik, serta masjid bawah tanahnya yang unik menjadi objek bidikan yang
menarik. Dari Alkid, Tamansari bisa dicapai dengan jalan kaki atau naik becak.
Plengkung
Gading
Plengkung Gading
merupakan bagian dari beteng pertahanan Keraton Jogja yang dibangun ratusan
tahun lalu. Bagian bawah Plengkung Gading yang menyerupai lorong berukuran
kecil menjadi jalan bagi kendaraan yang melintas, sedangkan bagian atasnya
berupa tempat yang cukup lapang. Jika kamu berdiri di atap Plengkung Gading
pada sore hari kamu bisa menyaksikan pemandangan senja yang indah.
Kuliner di Sekitar
Alun-alun Kidul
Brongkos
Handayani
Brongkos Handayani atau
yang lebih dikenal dengan nama Brongkos Alkid terletak di salah satu sudut
Alkid, tepatnya di ruas jalan menuju Plengkung Gading. Warung yang eksis sejak
tahun 1960-an ini menyajikan brongkos dengan resep rahasia sehingga rasanya
istimewa. Selain itu, warung yang buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga
habis ini juga menjual soto ayam dan nasi pecel yang tak kalah lezatnya.
Angkringan
Wijilan
Meski bernama angkringan,
tempat ini tidak menyerupai angkringan pada umumnya. Angkringan Wijilan
memiliki tempat yang luas, terbagi menjadi area lesehan dan area kursi. Selain
menu sego kucing, disini juga ada tambahan menu lain seperti pecel, oseng-oseng
kikil, oseng-oseng teri, aneka sate, dan banyak menu lainnya. Lokasinya yang
strategis dan tempatnya yang cozy menjadikan angkringan ini sebagai salah satu
tempat nongkrong asyik di Jogja kala malam.
Gudeg
Wijilan
Kalau kamu ingin
mencicipi makanan khas Jogja satu ini, kamu bisa pergi ke kawasan Wijilan yang
tidak jauh dari Alun-alun Kidul. Di ruas jalan seusai Plengkung Wijilan ini
terdapat banyak penjual gudeng baik yang menjualnya di emperan maupun di dalam
restaurant. Soal rasa dijamin joss. Kamu bisa memilih sendiri gudeg siapa yang
ingin kamu makan.
Bakmi
Pak Pele
Terletak di Timur
Pagelaran Kraton, Alun-alun Utara (depan SD Keputran), Bakmi Pak Pele menjadi
salah satu warung bakmi legendaris di Jogja. Meski hanya berupa warung tenda,
cita rasa Bakmi Pak Pele bisa diadu. Warung ini menyediakan bakmi goreng, bakmi
godhog, bakmi nyemek, nasi goreng, dan magelangan. Berbeda dengan bakmi di
tempat lain yang mienya di campur, di warung ini kamu bisa memilih bakmi kuning
maupun bakmi bihun. Citarasa Bakmi Pak Pele cenderung gurih dan manis, sesuai
dengan lidah orang Jogja.
Contoh
Foto di Wisata Alun-alun Kidul
8.1
alaun-alun kidul
8.2 alun-alun kidul
8.3
alun-alun kidul
8.4 alun-alun kidul





Tidak ada komentar:
Posting Komentar